Monday 22 September 2014

Album Preview – Flyleaf “Between the Stars”

Setelah album New Horizons dan Lacey memutuskan resign dari Flyleaf, Between the Stars jadi album pertama dengan vocalis Kristen May. Sebelum Between the Stars sebenarnya sudah ada Who We Are, EP yang berisi 1 lagu baru feat Sonny P.O.D dan 4 lagu live Kristen, mungkin mereka bikin EP ini buat gambarin gimana jadinya Flyleaf nanti.

First impression? Lebih pop. Bright? Yap, tapi ga terlalu terang juga karena liriknya masih gloomy. Meski Kristen terkesan lebih ringan, bahkan terasa lebih ‘anak kecil’ bila dibandingkan dengan Lacey Strum, entah kenapa suka saja denger suara nya Kristen May. 
 
Track paling suka? Selain Set Me On Fire, yang jadi lead single dan lagu paling kenceng se-album ini, Sober Serenade dan Traitor jadi salah dua lagu yang sering di-replay.

Satu lagi, Head Under Water ada aksen piano manis yang jarang ada di lagu-lagu Flyleaf sebelumnya. 

For me, it was such a nice album. My suggestion? Grab them up, and then just need to relax and listen. 


Saturday 20 September 2014

Karakteristik Beton Dengan Semen PCC

Dalam campuran beton, semen merupakan satu-satunya bahan pengikat hidrolis yang tentu saja mempengaruhi mutu dan kekuatan. Terkait dengan semen, sudah lama peredaran PCC dan semakin sulitnya mendapatkan semen tipe 1 di pasaran (kecuali dengan pesanan khusus yang tentu saja dalam jumlah besar) membuat anggapan bahwa PCC itu merupakan semen tipe 1.

Memang seperti diberitakan bahwa PCC merupakan semen yang kekuatannya setara dengan semen tipe 1. Ada hal yang perlu dieproleh data sebelum menyatakan kesetaraan tersebut, mengingat karateristik semen pada beton menentukan kekuatan beton itu sendiri, antara lain : 

      1.  Waktu ikat
      2.  Faktor air semen
      3.  Kuat tekan awal
      4.  Faktor umur kekuatan beton

Berkaitan dengan faktor umur kekuatan beton, bisa saja faktor konversi kuat tekan beton untuk umur beton tertentu terhadap kuat tekan beton umur 28 hari sebagaimana yang dinyatakan dalam PBI 1971 dimungkinkan tidak sama.

Tulisan ini mencoba mengulas karakteristik beton berdasarkan salah satu hasil pengujian dengan sampel beton menggunakan kedua jenis semen pada campuannya dari segi kuat tekan beton sehingga dari hasil kuat tekan beton akan muncul nilai faktor umur beton semen PCC. Selain itu juga akan diulas sekilas perbandingan waktu ikat semen dan pengaruh faktor air semen terhadap slump beton.

 a.  Waktu Ikat Semen

Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras terhitung dari mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan. Standar pengujian waktu ikat semen adalah SNI 15-2049- 2004.  

Gb. 1 - Waktu Ikat Semen

b.  Slump Beton

Nilai slump suatu beton berhubungan dengan tingkat kemudahan pengerjaan (workability). Besarnya nilai slump beton dengan nilai FAS yang sama (nilai slump desain 7.5 – 10 cm, FAS 0.47) untuk masing-masing jenis semen dalam campuran beton, ditabelkan sebagai berikut  :

Gb. 2 - Nilai Slump Beton

c.  Kuat Tekan Beton

Dari hasil pengujian dapat dianalisa bahwa nilai kuat tekan beton dengan menggunakan semen tipe 1 lebih tinggi dari pada nilai kuat tekan beton menggunakan semen PCC. Nilai kuat tekan kedua semen tersebut semakin tinggi seiring dengan bertambahnya umur beton tersebut. Dengan job mix desain 25 MPa, berikut perbandingan kuat tekan beton untuk masing-masing jenis semen dalam campuran beton :

Gb. 3 - Kuat Tekan Beton
  
 d.  Faktor Umur Beton

Seperti ditulis di awal,  faktor konversi kuat tekan beton untuk umur beton tertentu terhadap kuat tekan beton umur 28 hari sebagaimana yang dinyatakan dalam PBI 1971 dimungkinkan tidak sama. Berikut disajikan tabel faktor komversi umur beton untuk masing-masing jenis semen :


Gb. 4 - Faktor Umur Beton

Jadi, dari beberapa tabel di atas bisa dinyatakan bahwa semen PCC setara dengan semen tipe 1. Kenapa setara, apabila merujuk pada kuat tekan beton yang dihasilkan, beton dengan menggunakan kedua jenis semen tersebut memiliki selisih kuat tekan tidak terlau bersar yaitu +/- 1 MPa.

Hanya saja yang menjadi perhatian adalah karateristik beton yang dihasilkan. Dengan semen PCC, beton membutuhkan air lebih sedikit dan waktu ikat yang sedikit lebih lama bila dibandingkan dengan beton yang menggunakan semen tipe 1.

Kesimpulan secara keseluruhan :

Semen PCC dapat diterapkan sebagai alternatif pengganti semen tipe 1

Sumber :